JANJI
(Karya : Ridho Amanatullah)
“Janji ya,”. “Ia aku pasti akan
menempati janjiku” (Dalam mimpi Haru)
“Hei, Haru… Haru bangun. Sampai
kapan kamu akan tertidur terus?” ucap ibu yang dari tadi berusaha
membangunkannya di dalam mobil. Matanya perlahan-lahan terbuka. Hari ini dia
dan keluarganya mengunjungi neneknya di desa. Sudah 5 tahun ini, dia tidak
pernah mengunjungi neneknya. Haru adalah anak yang pemalu dan sulit untuk
bersosialisasi. Tapi, saat ia mulai bertemu dengan Saito, anak laki-laki yang
bisa langsung akrab dengannya. Kakek dan Neneknya juga sudah mengenal Saito.
Itu karena Saito memang anak yang mudah untuk bergaul.
Setelah mereka mengobrol dan istirahat
sebentar. Ia dan kelurganya pergi mengunjungi sungai. Saat ia dan Hani sedang
asyik bermain, ia melihat sesosok bayangan yang tidak asing dan segera
menghampirinya. Ia berjalan agak jauh ke dalam hutan, seseorang memangilnya
dari arah belakang.
“Lama tak bertemu Haru.” Ucapnya
kepada Haru.
“Hmm… Saito, Saitokan.” Tanyanya
dengan sedikit bingung.
“Iyalah, kamu kira siapa lagi?”
“Saito….!” Teriaknya sambil
berlari kea rah Saito. Tetapi, Saito langsung menghindari dan ia menabrak sebuah
pohon yang ada di belakang Saito.
“Kamu memang tidak pernah
berubah Haru.” Ledek Saito kepadanya.
“Aduh… aduh…. Kau kejam Saito” Haru
merintih kesakitan.
“Maaf, maafkan aku. Aku hanya bercanda..”
“Ya, ya sudah. Kamu ku maafkan.
Tapi, Saito sudah berapa lama kita tidak bertemu. Tubuh kamu tetap tidak
tinggi-tinggi ya.” Tanya nya.
Saito tidak menjawab pertanyaan
darinya dan menggantinya dengan pembicaraan lain. Setelah bercakap-cakap
dengannya, ia lupa bahwa tadi ia tidak berpamitan dengan ibunya. Sebelum Haru
pergi, Saito mengatakan padanya untuk datang ke tepi sungai besok siang. Untuk
menepati janji yang dulu pernah Saito buat bersama Haru. Dia mengatakan pasti
akan datang tapi, sebenarnya ia lupa janji apa itu.
Esok siangnya saat Haru di meja makan bersama
keluarganya. Ia bercerita kepada ibunya. Bahwa ia bertemu dengan Saito di
sungai. Mendengar hal itu ibunya marah dan menyuruhnya untuk tidak menemui
Saito lagi. Haru juga langsung marah ketika ibunya melarang bertemu Saito,
tanpa berpamitan dengan ibunya ia langsung pergi untuk menemui Saito.
Setelah cukup jauh berlari ke
dalam hutan. Haru yang tampak berusaha kembali untuk ke sungai. Tapi, tampaknya
ia mulai tersesat dan semakin putus asa. Samar-samar dari balik hutan, ia
melihat sesosok bayangan berjalan menghampirinya. Ternyata Saito datang
menghampirinya.
“Saito, mengapa kau bisa
mengetahuiku di sini?” tanyanya pada Saito.
“Oh, ya ….. hutan ini sudah
seperti rumah bagiku. Aku tahu letak-letak hutan ini.” Jawab Saito dengan
sedikit gugup.
Tidak mungkin secara sengaja
Saito menemukannya disini yang sedang tersesat. Tapi, pikiran negative itu
segera ia singkirkan. Saito membawanya ke sebuah tempat yang ia janjikan pada
Haru dulu. Sesampainya di sebuah gunung yang cukup datar. Saito menyuruhnya
untuk melihat kearah desa yang bisa dilihat di sisi gunung itu. Terlihat jelas,
pemandangnya indah sekali. Padang bunga terlihat begitu indah, pola sawah yang
teratur terlihat begitu indah dipandang.
Setelah cukup lama disana dan
waktu sudah sore. Mereka langsung turun gunung. Di tepi sungai ia melihat
ibunya dan penduduk desa berkumpul. Ketika melihat Haru mereka menghampirinya
dan mereka menanyakan kepada Haru kemana saja dia. Haru bercerita pada ibunya
dan penduduk desa. Tapi. Mereka tidak percaya. Karena yang mereka tahu Saito
telah menghilang 5 tahun lalu di hutan ini. Yang ditemukan hanya baju bekas
gigitan Harimau dan sampai saat ini pun mayatnya belum di temukan. Disaat Haru
kebingungan, ia melihat bayangan Saito di belakang pohon sedang tersenyum dan
kemudian menghilang.
Esoknya, tersebar kabar kalau
tulang belulang Saito telah di temukan saat penduduk desa sedang mencari Haru
di hutan. Bukti forensik dan tes DNA dari keluarga Saito membuktikan, kalau itu
memang tulang-belulang milik Saito.
“Haru, besok aku akan membawamu
ke sisi gunung, dari sana kau bisa melihat pemandangan desa yang sangat indah.”
Saito
“benarkah itu? Kalau begitu bawa
aku besok ke sana ya.” Haru
“Iya, aku berjanji.” Saito
5 tahun yang lalu Saito dan Haru
pernah saling membuat janji. Tetapi, saat janji itu harusnya di tepati. Haru
terkena demam dan di bawa orang tuanya ke rumah sakit di kota. Saat itu Saito
terus menunggunya di hutan hingga di terkam hewan buas. Walaupun wujudnya tidak
lagi manusia, Saito bahkan tetap menunggu Haru dan berusaha untuk menepati
janji yang ia buat bersama Haru 5 tahun lalu.