Rabu, 22 Juli 2015

Sinopsis Teks CERPEN

                                                   JANJI

(Karya : Ridho Amanatullah)

                “Janji ya,”. “Ia aku pasti akan menempati janjiku” (Dalam mimpi Haru)
                “Hei, Haru… Haru bangun. Sampai kapan kamu akan tertidur terus?” ucap ibu yang dari tadi berusaha membangunkannya di dalam mobil. Matanya perlahan-lahan terbuka. Hari ini dia dan keluarganya mengunjungi neneknya di desa. Sudah 5 tahun ini, dia tidak pernah mengunjungi neneknya. Haru adalah anak yang pemalu dan sulit untuk bersosialisasi. Tapi, saat ia mulai bertemu dengan Saito, anak laki-laki yang bisa langsung akrab dengannya. Kakek dan Neneknya juga sudah mengenal Saito. Itu karena Saito memang anak yang mudah untuk bergaul.
Setelah mereka mengobrol dan istirahat sebentar. Ia dan kelurganya pergi mengunjungi sungai. Saat ia dan Hani sedang asyik bermain, ia melihat sesosok bayangan yang tidak asing dan segera menghampirinya. Ia berjalan agak jauh ke dalam hutan, seseorang memangilnya dari arah belakang.
                “Lama tak bertemu Haru.” Ucapnya kepada Haru.
                “Hmm… Saito, Saitokan.” Tanyanya dengan sedikit bingung.
                “Iyalah, kamu kira siapa lagi?”
               “Saito….!” Teriaknya sambil berlari kea rah Saito. Tetapi, Saito langsung menghindari dan ia menabrak sebuah pohon yang ada di belakang Saito.
                “Kamu memang tidak pernah berubah Haru.” Ledek Saito kepadanya.
                “Aduh… aduh…. Kau kejam Saito” Haru merintih kesakitan.
                “Maaf, maafkan aku.  Aku hanya bercanda..”
                “Ya, ya sudah. Kamu ku maafkan. Tapi, Saito sudah berapa lama kita tidak bertemu. Tubuh kamu tetap tidak tinggi-tinggi ya.” Tanya nya.
                Saito tidak menjawab pertanyaan darinya dan menggantinya dengan pembicaraan lain. Setelah bercakap-cakap dengannya, ia lupa bahwa tadi ia tidak berpamitan dengan ibunya. Sebelum Haru pergi, Saito mengatakan padanya untuk datang ke tepi sungai besok siang. Untuk menepati janji yang dulu pernah Saito buat bersama Haru. Dia mengatakan pasti akan datang tapi, sebenarnya ia lupa janji apa itu.
Esok siangnya saat Haru di meja makan bersama keluarganya. Ia bercerita kepada ibunya. Bahwa ia bertemu dengan Saito di sungai. Mendengar hal itu ibunya marah dan menyuruhnya untuk tidak menemui Saito lagi. Haru juga langsung marah ketika ibunya melarang bertemu Saito, tanpa berpamitan dengan ibunya ia langsung pergi untuk menemui Saito.
                Setelah cukup jauh berlari ke dalam hutan. Haru yang tampak berusaha kembali untuk ke sungai. Tapi, tampaknya ia mulai tersesat dan semakin putus asa. Samar-samar dari balik hutan, ia melihat sesosok bayangan berjalan menghampirinya. Ternyata Saito datang menghampirinya.
                “Saito, mengapa kau bisa mengetahuiku di sini?” tanyanya pada Saito.
                “Oh, ya ….. hutan ini sudah seperti rumah bagiku. Aku tahu letak-letak hutan ini.” Jawab Saito dengan sedikit gugup.
                Tidak mungkin secara sengaja Saito menemukannya disini yang sedang tersesat. Tapi, pikiran negative itu segera ia singkirkan. Saito membawanya ke sebuah tempat yang ia janjikan pada Haru dulu. Sesampainya di sebuah gunung yang cukup datar. Saito menyuruhnya untuk melihat kearah desa yang bisa dilihat di sisi gunung itu. Terlihat jelas, pemandangnya indah sekali. Padang bunga terlihat begitu indah, pola sawah yang teratur terlihat begitu indah dipandang.
                Setelah cukup lama disana dan waktu sudah sore. Mereka langsung turun gunung. Di tepi sungai ia melihat ibunya dan penduduk desa berkumpul. Ketika melihat Haru mereka menghampirinya dan mereka menanyakan kepada Haru kemana saja dia. Haru bercerita pada ibunya dan penduduk desa. Tapi. Mereka tidak percaya. Karena yang mereka tahu Saito telah menghilang 5 tahun lalu di hutan ini. Yang ditemukan hanya baju bekas gigitan Harimau dan sampai saat ini pun mayatnya belum di temukan. Disaat Haru kebingungan, ia melihat bayangan Saito di belakang pohon sedang tersenyum dan kemudian menghilang.
                Esoknya, tersebar kabar kalau tulang belulang Saito telah di temukan saat penduduk desa sedang mencari Haru di hutan. Bukti forensik dan tes DNA dari keluarga Saito membuktikan, kalau itu memang tulang-belulang milik Saito.
                “Haru, besok aku akan membawamu ke sisi gunung, dari sana kau bisa melihat pemandangan desa yang sangat indah.” Saito
                “benarkah itu? Kalau begitu bawa aku besok ke sana ya.” Haru
                “Iya, aku berjanji.” Saito
                5 tahun yang lalu Saito dan Haru pernah saling membuat janji. Tetapi, saat janji itu harusnya di tepati. Haru terkena demam dan di bawa orang tuanya ke rumah sakit di kota. Saat itu Saito terus menunggunya di hutan hingga di terkam hewan buas. Walaupun wujudnya tidak lagi manusia, Saito bahkan tetap menunggu Haru dan berusaha untuk menepati janji yang ia buat bersama Haru 5 tahun lalu.